CISURUPAN GARUT - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut KH Muhammad Agus Soleh menilai kasus miras oplosan yang menimbulkan banyak korban tewas merupakan tamparan keras bagi masyarakat Garut.
Pasalnya, kasus tersebut merebak di Garut yang selama ini dikenal sebagai kota santri.

“Kita jelas prihatin. Ini sebuah tamparan sangat keras bagi kita semua. Termasuk para pemuka maupun tokoh agama. Sehingga patut segera disikapi,” kata Agus, Senin (8/12/2014).

Agus menyatakan, semua jajaran MUI Garut prihatin dengan terjadinya kasus miras oplosan yang mengakibatkan belasan nyawa warga melayang sia-sia. Apalagi mereka tewas justru melalui sesuatu yang diharamkan Islam.
Karenanya, tutur Agus, penyelenggaraan pendidikan keagamaan untuk meningkatkan kualitas pemahaman keagamaan dan keimanan masyarakat Garut menjadi semakin mendesak dibutuhkan.
Karena itu, kata dia, dakwah yang dilaksanakan mesti lebih menyentuh kalangan remaja dan pemuda agar kasus tersebut tak berulang.

Agus juga mengimbau para orangtua selalu meningkatkan pengawasan terhadap pergaulan anaknya agar tak terjerembab pada perbuatan maksiat, seperti miras dan penyalahgunaan narkoba.
“Berbagai elemen masyarakat, khususnya penegak hukum, juga kita harapkan bisa tuntas dan transparan mengusut akar permasalahan di balik kejadian miras oplosan ini. Razia harus dilakukan secara berkala dan berkelanjutan. Jangan hanya menunggu jika ada kejadian,” ujarnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top